TIMES CIANJUR, JAKARTA – Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup modern, menjaga keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa menjadi semakin penting. Salah satu langkah sederhana namun krusial dalam gaya hidup sehat adalah mengatur pola makan, termasuk konsumsi gula. Meski sulit meninggalkan makanan manis, memilih jenis gula yang lebih sehat bisa menjadi solusi.
Menurut Kementerian Kesehatan RI dan U.S. Department of Agriculture, batas konsumsi gula harian yang disarankan adalah maksimal 10 persen dari total energi harian atau setara 50 gram (sekitar 4 sendok makan) per orang.
Lalu, jika kita tetap ingin menikmati rasa manis namun tanpa efek samping yang besar bagi tubuh, jenis gula apa yang sebaiknya dipilih? Banyak ahli menyarankan untuk mengganti gula tebu (gula pasir) dengan gula alami seperti gula aren, gula kelapa, atau gula lontar.
Perbandingan Gula Tebu dan Gula Aren
Gula tebu—yang umum dikenal sebagai gula pasir atau gula putih—merupakan jenis gula paling banyak digunakan di rumah tangga dan industri makanan. Gula ini berasal dari tanaman tebu atau bit gula, dan melalui proses pemurnian yang panjang sehingga menghasilkan rasa manis yang kuat namun nyaris tanpa kandungan nutrisi tambahan.
Sementara itu, gula aren atau gula lontar diambil dari nira pohon enau atau lontar dan umumnya diproses secara lebih alami. Proses pengolahan yang minimal membuat zat-zat penting seperti vitamin dan mineral tetap terjaga.
Berikut beberapa alasan mengapa gula aren dinilai lebih sehat dibanding gula tebu:
Indeks Glikemik Lebih Rendah
Gula aren memiliki nilai indeks glikemik (GI) lebih rendah, yakni sekitar 35–54, dibandingkan gula tebu yang berada di angka 58–68. GI rendah berarti gula diserap lebih lambat oleh tubuh, sehingga tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis. Ini sangat penting, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang menjaga berat badan.
Kaya Kandungan Nutrisi
Berbeda dari gula pasir yang nyaris tidak memiliki kandungan gizi, gula aren mengandung sejumlah vitamin dan mineral seperti kalium, zinc, zat besi, vitamin C, dan vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B6). Kandungan serat alami seperti inulin juga berfungsi menjaga kesehatan pencernaan dan kestabilan gula darah.
Lebih Alami dan Minim Proses Kimia
Gula aren tidak melewati proses pemurnian berulang atau penambahan bahan kimia, sehingga dianggap lebih "murni" dan ramah tubuh. Warna cokelat alami pada gula aren bahkan menandakan jejak nutrisinya yang masih utuh.
Rasa Manis yang Lembut
Selain manfaat kesehatan, gula aren memiliki rasa manis yang khas dan tidak mengganggu cita rasa makanan atau minuman. Beberapa jenis seperti gula lontar bahkan lebih netral dibanding gula kelapa, yang cenderung memberikan aroma khas.
Alternatif Lain: Stevia
Jika Anda ingin pilihan pemanis nol kalori, stevia bisa menjadi opsi lain. Ramuan alami dari Paraguay ini memiliki tingkat kemanisan berkali lipat dibanding gula, namun tidak mengandung kalori dan tidak memengaruhi kadar gula darah.
Kesimpulan
Meski semua jenis gula tetap harus dikonsumsi secara terbatas, gula aren atau lontar bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibanding gula tebu karena indeks glikemiknya yang lebih rendah, proses alami, dan kandungan nutrisinya yang lebih kaya. Mengganti gula pasir dengan gula aren dalam kopi, teh, atau makanan bisa menjadi langkah kecil menuju hidup yang lebih sehat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mana yang Lebih Sehat: Gula Tebu atau Gula Aren?
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |