TIMES CIANJUR, JAKARTA – Nada Fitria (26), perempuan asal Pekanbaru, Riau, tak pernah menyangka langkah kecilnya untuk keluar dari zona nyaman akan membawanya menjadi Runner Up 1 Putri Hijabfluencer Yogyakarta 2025.
“Saya ikut ajang ini bukan untuk menang, tapi untuk upgrade diri dan mencari pengalaman baru,” tutur anak kedua dari tiga bersaudara tersebut dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, Sabtu (2/8/2025).
Namun di balik keberaniannya tersebut, ada doa yang tak pernah putus dari orangtua. “Mereka terus menyemangati saya. Ini bukan soal lomba lagi, tapi cara saya berbakti lewat upaya terbaik,” lanjutnya sembari tersenyum manis.
Ketika malam Grand Final tiba, Nada berdiri dengan keyakinan penuh. “Saya ingin orangtua bangga, melihat putrinya melangkah dengan keberanian dan syukur.” Kemenangan itu baginya, bukan hanya selempang prestasi melainkan lambang cinta, kerja keras, dan restu yang menyertai setiap langkah.
Segudang Prestasi, Bukan Sekadar Wajah Cantik
Tak hanya cantik, lebih lanjut Nada yang bekerja sebagai freelance model dan affiliate juga aktif dan berprestasi. Ia pernah terpilih sebagai pembawa baki Paskibraka, aktif sebagai MC kampus, relawan sosial, staf akademik dan kemahasiswaan, serta terlibat di banyak kegiatan organisasi.
Pendidikan S2-nya di bidang Manajemen di Universitas Islam Indonesia turut mengasah ketangguhannya. Kini, sebagai freelance model dan affiliate, Nada tetap rajin mengeksplorasi hal baru. “Saya suka belajar, suka tantangan,” ujar pemilik akun media sosial Instagram @nada.fitriia.
Modest Fashion Sebagai Manifesto Keimanan
Nada memandang modest fashion bukan sebatas tren. “Ini bentuk ketaatan, bentuk cinta pada syariat,” katanya. Bagi Nada, berpakaian tertutup bukan tanda keterbelakangan, melainkan cara menjaga kehormatan diri. “Hijab bukan penghalang berkarya. Justru jadi dasar untuk berkarya dengan makna,” ungkapnya.
Dirinya yakin dan percaya, bahwa di zaman ketika eksistensi sering kali berbatas tipis dengan eksploitasi, memilih untuk tampil sopan adalah keberanian. “Kecantikan tak harus diumbar. Kemuliaan justru terpancar dari keteguhan menjaga diri,” tegasnya.
Peluang dan Tantangan dalam Dunia Modest Fashion
Nada melihat dunia modest fashion sebagai medan perjuangan. “Peluangnya besar untuk menunjukkan bahwa muslimah bisa berkarya. Tapi tantangannya juga berat, dari stereotip hingga standar kecantikan yang bias,” bebernya.
Meski begitu, lebih jauh dia menolak menyerah. “Berani taat di zaman serba terbuka, itulah revolusi sebenarnya,” ucap Nada yang memiliki hobi suka belajar hal baru atau eksplore dengan nada penuh yakin.
Harapan dan Ajakan untuk Sesama Perempuan
Nada berharap dapat terus tumbuh menjadi pribadi yang bermanfaat.
“Ukuran sukses itu bukan panggung, tapi dampak yang kita tinggalkan,” tandasnya.
Ia pun mengajak sesama muslimah untuk percaya diri.
“Berjalanlah dengan niat baik, raih cita-cita dengan tekad dan tawakal. Hijabmu bukan penghalang, tapi cahaya dari iman dan nilai yang kamu bawa.”
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Imadudin Muhammad |