TIMES CIANJUR, PALEMBANG – Di tengah hiruk pikuk media sosial, Winner Putri Hijabfluencer Sumatera Selatan 2025, Suci Andika Putri (20), seorang mahasiswi aktif semester 5 jurusan Kebidanan di Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Palembang, menemukan panggilan jiwanya.
Bukan hanya sekadar mengejar gelar, Suci bertekad untuk menjadi jembatan yang menghubungkan masyarakat, terutama di daerahnya, dengan informasi penting mengenai kesehatan dan pendidikan. Kisah inspiratifnya ini dimulai dari kepedulian yang mendalam terhadap lingkungan sekitarnya.
Berawal dari Panggilan Jiwa
Dalam hal ini lebih lanjut Suci yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara, menceritakan bagaimana ia mulai menyadari pentingnya edukasi sejak masih duduk di bangku sekolah menengah.
"Sejak duduk di bangku menengah ke atas, aku mulai menyadari bahwa banyak sekali masyarakat di sekitarku yang masih kurang akses terhadap informasi penting, baik soal pendidikan maupun kesehatan," ujar Suci kepada TIMES Indonesia, Senin (4/8/2025).
Ia menyoroti kondisi di desa tempatnya tumbuh, di mana banyak ibu hamil kebingungan dan remaja kehilangan arah karena minimnya bimbingan. Dari keprihatinan itulah, hatinya tergerak untuk aktif dalam kegiatan sosial dan penyuluhan kecil.
Lalu keputusannya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi bukanlah tanpa alasan. "Ketika akhirnya aku memilih kuliah di jurusan yang bersentuhan langsung dengan pendidikan dan kesehatan, itu bukan hanya soal gelar. Tapi ini soal niat aku ingin menjadi bagian dari perubahan nyata," katanya.
Menurut pandangan Suci, bahwa kuliah adalah proses pembentukan diri, bukan hanya mengejar nilai, melainkan membentuk cara untuk berkontribusi bagi generasi yang lebih sadar dan berdaya.
Memanfaatkan Peluang dan Menghadapi Tantangan di Era Digital
Sebagai seorang kreator konten, Suci melihat media sosial sebagai platform yang efektif untuk menyuarakan misinya. Menurutnya, di masa kuliah ini banyak sekali peluang luar biasa, terutama dengan perkembangan teknologi.
"Platform digital seperti media sosial, e-learning, hingga webinar memberi ruang bagi kita untuk belajar di luar kelas, membangun personal branding, bahkan menghasilkan penghasilan sendiri," ujarnya.
Hobi makeup dan beauty eksperimennya pun ia salurkan melalui akun media sosial Instagram @suciandiikakbrr dan TikTok @suciandika, menjadikannya ruang untuk mengedukasi dengan cara yang lebih dekat dan hangat.
Namun, di balik banyaknya peluang, Suci tidak menampik adanya tantangan yang harus dihadapi. Ia merasakan tekanan akademik, tuntutan untuk selalu produktif, dan distraksi media sosial yang sering membuat sulit fokus.
"Banyak mahasiswa merasa 'burn out' karena harus selalu terlihat aktif atau sukses," tuturnya. Bagi Suci, tantangan terbesar adalah bagaimana menyeimbangkan antara aktualisasi diri, prestasi akademik, dan kesehatan mental.
Harapan untuk Generasi Perempuan Berdaya
Melihat ke depan, Suci memiliki harapan besar. Ia berharap bisa menjadi pribadi yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga tangguh dan peka terhadap kebutuhan masyarakat. "Saya bercita-cita untuk menciptakan program edukatif yang mudah diakses dan bisa berdampak langsung," sambungnya.
Ia juga ingin mengajak perempuan muda lainnya untuk menjadi agen perubahan. "Jadilah perempuan yang berani belajar, aktif menyuarakan hal positif, dan peduli terhadap isu-isu kesehatan fisik maupun mental," ajaknya.
Melalui dedikasinya, kemudian lebih jauh Suci ingin membuktikan bahwa perempuan masa kini bisa menjadi pilar perubahan bangsa dengan ilmu, empati, dan aksi nyata.
"Bagi saya, pendidikan dan kesehatan adalah fondasi masa depan yang kuat, dan tentunya siap terus berjuang demi terwujudnya generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya," tandasnya. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |