TIMES CIANJUR, CIANJUR – Masuknya R. Putra Lugina Sukma atau yang lebih dikenal sebagai Lugi Joo ke dunia musik penuh dengan tantangan dan perjuangan.
Pria kelahiran Cianjur 33 tahun lalu ini memulai perjalanan musiknya saat masih di bangku SMP, ketika ia pertama kali diperkenalkan dengan pelajaran Seni Musik.
Sejak saat itu, minatnya terhadap musik tumbuh, hingga pada tahun-tahun akhir SMA, ia bersama band-nya, Mamoru, mendapatkan kesempatan besar dengan kontrak dari label musik terkenal, Musica Studio.
"Pada saat bersamaan, saya juga lulus dari STAN dengan beasiswa dari perusahaan Jepang, yang menjanjikan posisi sebagai BM (Branch Manager) setelah lulus," kata Lugi sapaan akrabnya kepada TIMES Indonesia, Jumat (1/11/2024).
Namun, gairahnya untuk berkarier di dunia musik membuatnya mengambil keputusan besar, di mana ia melepas kesempatan beasiswa tersebut demi mengejar kontrak dengan Musica Studio.
Sayangnya, perjalanan itu tidak berjalan mulus. Kontraknya dengan Musica harus ditunda karena berbagai kendala, dan akhirnya Lugi memutuskan untuk kuliah di Bandung karena tekanan lingkungan.
Selama masa kuliah, Lugi mendapat dukungan dari kakaknya, Yudi, yang merupakan gitaris dari band Seventeen, untuk bergabung di belakang layar band tersebut.
Lugi Joo saat manggung dalam sebuah pergelaran musik. (FOTO: Lugi for Times Indonesia)
"Pengalaman ini memperkenalkan saya pada banyak produser dan artis terkenal di industri musik, serta kesempatan tampil di beberapa acara televisi nasional pada 2011 hingga 2012," ujarnya.
Di tahun 2012, ia menulis lagu berjudul Kiss Me, yang dinyanyikan oleh Greta dan cukup populer di acara-acara FTV dan musik seperti Hip Hip Hura dan Dahsyat. Lagu ini memberi Lugi pengakuan sebagai penulis lagu, tetapi setelah itu, ia memilih untuk fokus bekerja di bidang formal hingga akhir 2022.
Baru pada 2022, Lugi kembali terjun ke industri musik sebagai vokalis band DIVY, yang terdiri dari Herdi (bass), Popey (drum), Ogink (keyboard), Agung (kendang), Rima (vokal), dan Suja (gitar).
Sebagai frontman, namanya mulai dikenal masyarakat dan pengikutnya di media sosial pun meningkat. Pengakuan terhadapnya kian bertambah ketika ia mengikuti audisi sebagai vokalis untuk band Stinky dan berhasil lolos hingga tahap final.
"Selain itu, saya juga kerap diminta menjadi vokalis pengganti Seventeen jika Ifan tidak bisa tampil. Dengan pengalaman di belakang layar dan di panggung, saya juga telah menciptakan banyak lagu untuk berbagai artis dan label besar seperti Nagaswara, Rusa Music dari Malaysia, Alfa Musikindo, dan lainnya," ungkapnya.
Lebih jauh dirinya sangat berharap ke depannya, musik Indonesia bisa mempertahankan musikalitasnya tanpa terlalu bergantung pada teknologi kecerdasan buatan (AI).
Menurutnya, bahwa walaupun di era digitalisasi ini banyak orang bisa menciptakan musik dengan mudah, namun kualitas musik harus tetap diutamakan.
"Bagi saya, kesuksesan dalam musik seharusnya diraih dengan kerja keras dan dedikasi tinggi, bukan semata-mata karena peluang digital yang mudah," imbuhnya.
Pesan pemilik akun media sosial Insagram @lugijoo kepada generasi muda, khususnya Gen Z, adalah agar tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial semata.
"Yuk mari sama-sama terus mengasah kemampuan musik kalian terlebih dahulu, agar ketika tampil, orang bisa mengakui kualitas kalian," tandasnya menutup penyampaian. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |