TIMES CIANJUR, PADANG – Perempuan muda berusia 23 tahun asal Kota Padang, Lusyana, merupakan anak bungsu dari empat bersaudara yang memiliki semangat besar dalam memajukan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat. 

Dalam hal ini lulusan D3 Manajemen Informatika dan Komputer dari Universitas Ekasakti Padang ini kini bekerja di salah satu BUMN terkemuka, yakni Bank Negara Indonesia (BNI), sebagai frontliner. 

Dengan pengalaman hampir dua tahun di bank dan sebelumnya magang sebagai admin di BTN, Lusyana mengaku lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru serta percaya diri dalam berinteraksi dengan banyak orang.

Dari Dunia Perbankan ke Ajang Nasional

Meski aktif di dunia perbankan, hobi travelling membuatnya semakin tertarik pada dunia pariwisata. Kecintaannya itu ia wujudkan dengan mengikuti berbagai kegiatan seni dan ajang bergengsi. 

Ia pernah tampil sebagai penari dalam acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional yang digelar di Istana Gubernur Sumatera Barat. Tak berhenti di situ, Lusyana akan mewakili provinsinya dalam ajang Mister & Miss Grand Tourism di Jakarta pada Januari 2026 mendatang.

"Lebih jauh saya tentunya ingin membuktikan bahwa kontribusi terhadap promosi pariwisata hingga saat ini tidak pernah main-main," ucap pemilik akun media sosial Instagram @lusyana_10 sembari tersenyum manis.

Pariwisata Adalah Nafas Ekonomi dan Budaya

Menurut Lusyana, pariwisata bukan hanya soal hiburan, tetapi merupakan salah satu penggerak utama roda ekonomi. "Pariwisata membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, sekaligus menjaga dan melestarikan budaya lokal," ujarnya. 

Namun lanjutnya, dia menekankan perihal pentingnya pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan maupun degradasi budaya akibat komersialisasi berlebihan.

Strategi dan Harapan untuk Sumatera Barat

Lalu Lusyana menilai tiga hal penting untuk mendukung pariwisata Sumbar yaitu promosi dan branding yang konsisten, pembangunan infrastruktur pariwisata, serta penguatan kearifan lokal dan pemberdayaan masyarakat. 

Ia menyadari Sumbar punya peluang besar melalui adat yang kaya, alam yang menawan, budaya Minangkabau yang kuat, dan kuliner yang sudah dikenal luas. Namun tantangannya juga nyata akses yang belum merata, praktik pungli, hingga persoalan sampah dan promosi yang belum maksimal.

Dirinya mengajak generasi muda Sumatera Barat untuk bangga terhadap daerahnya. "Kalau bukan kita, siapa lagi? Saatnya semua bergerak, mempromosikan pariwisata lewat media sosial, dan menunjukkan pada dunia bahwa Sumbar layak menjadi destinasi unggulan nasional maupun internasional." pungkasnya. (*)