TIMES CIANJUR, BOGOR – Bank Sampah di Desa Leuwisadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, yang sempat vakum beberapa tahun terakhir, akan kembali dihidupkan.
Kesepakatan ini lahir setelah sosialisasi pengelolaan sampah yang digagas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB University melalui program bertajuk MANDIRI (Menuju Bank Sampah Leuwisadeng yang Berdikari).
Dalam kegiatan itu, mahasiswa menghadirkan Pendamping Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Sri Asih Wirasatati, sebagai narasumber. Sosialisasi turut dihadiri Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat, Ketua RW dan RT, pengurus bank sampah sebelumnya, serta warga setempat.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan TPA Galuga untuk menampung sampah warga. Itu hanya akan menimbulkan penumpukan dan mencemari lingkungan di sekitarnya. Bank sampah adalah salah satu solusi agar sampah bisa dikelola secara bijak dan mandiri,” kata Sri Asih dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Sabtu (23/8/2025).
Sejak bank sampah berhenti beroperasi akibat ketidakstabilan harga jual ke pengepul dan minimnya tenaga pengelola, sebagian warga beralih membuang sampah bahkan ke saluran air. Kondisi itu memperparah penumpukan dan penyumbatan saluran ketika hujan.
“Sudah ada spanduk larangan membuang sampah, tetapi masih ada saja yang diam-diam buang ke saluran air. Kalau hujan, airnya meluap karena tersumbat. Bank sampah perlu dihidupkan kembali,” ujar Bu Iyah, pengurus lama bank sampah.
Mahasiswa KKNT IPB kemudian memperkenalkan sistem bank sampah yang terbukti berkelanjutan. Sri Asih mencontohkan bank sampah yang ia kelola berhasil bekerja sama dengan perusahaan, bahkan memungkinkan nasabah menukar tabungan sampah menjadi tabungan emas.
Warga juga menyaksikan demonstrasi penggunaan Lodong Sesa Dapur (Loseda), alat sederhana untuk mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos. Dengan bahan pipa dan ember cat bekas, sampah dapur dapat diuraikan mikroorganisme menjadi kompos yang menyuburkan tanaman.
Ketua RW 03, Subagja, mengapresiasi inisiatif mahasiswa. “Terima kasih mahasiswa KKNT IPB yang sudah mengedukasi warga. Kami merasa terbantu sekali dengan adanya sosialisasi ini,” tuturnya.
Setelah sosialisasi, warga langsung menggelar rapat internal untuk membentuk kepengurusan baru bank sampah, dari ketua hingga anggota. Susunan itu akan diresmikan dengan surat keterangan desa. Harapannya, Desa Leuwisadeng tak hanya bersih dan sehat, tetapi juga mampu memberdayakan warga melalui pengelolaan sampah mandiri.
Sementara itu lebih jauh dalam hal ini Koordinator program MANDIRI, Chandra, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar jangka pendek.
“Kami ingin hadir tidak hanya memberi sosialisasi, tetapi juga mendampingi warga agar punya sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Semoga bank sampah ini bisa berjalan konsisten meskipun program KKNT sudah selesai,” tuturnya. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |