https://cianjur.times.co.id/
Berita

Indah Pusvita Sari dan Pengalaman Menjadi Translator Kereta Cepat

Selasa, 20 Mei 2025 - 15:01
Indah Pusvita Sari dan Pengalaman Menjadi Translator Kereta Cepat Indah Pusvita Sari dengan back ground Kereta Cepat. (FOTO: Indah for TIMES Indonesia)

TIMES CIANJUR, JAKARTA – Perempuan muda berusia 23 tahun, Indah Pusvita Sari, tak pernah menyangka bahwa ia akan terlibat dalam proyek besar nasional Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Whoosh. 

"Saya anak kelima dari lima bersaudara yang lahir dan besar di Lampung. Kini bersama keluarga menetap di Tangerang Selatan, Banten," ujar Indah kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Selasa (20/5/2025).

Berawal dari Tawaran di LinkedIn

Dalam hal ini perjalanan pemilik akun media sosial Instagram @pusvitasindah dimulai ketika dia menerima tawaran dari PT KAI melalui platform LinkedIn. Saat itu, ia baru lulus dan sempat merasa ragu.

"Jujur saja, saya sempat takut dan tidak percaya diri. Awalnya merasa kemampuan bahasa Mandarin saya belum sempurna, apalagi ini proyek besar berskala nasional," kenangnya. Di luar pekerjaan, ia mengaku menyukai musik, kuliner, dan traveling.

Namun, ia memberanikan diri mengikuti proses seleksi. Setelah lolos wawancara, ia mengikuti psikotes dan medical check-up di Bandung. Tak lama kemudian, Indah resmi menjadi bagian dari tim translator prohire KAI yang ditempatkan di Tegalluar, Bandung.

Sebelumnya, Indah juga sempat mendapat beasiswa pertukaran pelajar ke Fujian Normal University, China. Sayangnya, pandemi COVID-19 membuat proses perkuliahan harus dilakukan secara daring.

Kerja Sama Budaya di Lapangan

Salah satu hal yang paling berkesan bagi Indah adalah bagaimana SDM lokal dan asing saling belajar budaya satu sama lain. Ia bercerita bahwa beberapa teknisi asal Tiongkok mencoba berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

"Bahkan mereka tertarik mencoba makan nasi Padang dengan tangan seperti kebiasaan orang Indonesia. Interaksi seperti ini justru membuat hubungan kerja menjadi lebih erat dan hangat," katanya.

Tantangan dan Peluang sebagai Translator

Selama satu setengah tahun bekerja di KCIC, Indah sudah mengisi beberapa divisi. Ia pernah menjadi translator untuk on-board mechanic, joint workshop, hingga kini mendampingi driver EMU atau masinis.

Tantangan terbesar, menurutnya, adalah bahasa. Banyak istilah teknis yang belum ia pelajari saat kuliah, dan setiap SDM dari China memiliki aksen berbeda. "Awalnya saya kewalahan, tapi hal ini justru memacu saya untuk terus belajar dan beradaptasi," tuturnya.

Di sisi lain, ia mendapatkan banyak peluang. Mulai dari belajar langsung dari tenaga ahli China dalam proses transfer pengetahuan, hingga berkesempatan bertemu tokoh penting seperti Presiden Joko Widodo dan tamu dari Kedutaan Besar China.

Harapan untuk Masa Depan

Lebih lanjut Indah sangat berharap bahwa proyek KCIC dapat diperluas ke kota-kota lain agar membuka lebih banyak lapangan kerja dan mempercepat alih teknologi. "Indonesia harus menjadi pelaku, bukan hanya pengguna teknologi," tegasnya.

Kemudian lebih jauh Indah juga berpesan kepada generasi muda agar tidak takut mengambil peluang. "Jangan takut gagal atau mencoba hal baru, karena setiap langkah kecil hari ini bisa menjadi lompatan besar di masa depan," pungkasnya menutup penyampaian. (*)

Pewarta : Wandi Ruswannur
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Cianjur just now

Welcome to TIMES Cianjur

TIMES Cianjur is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.