TIMES CIANJUR, CIANJUR – Kepala Puskesmas Sukanagalih, Utari Doriomas, S.Keb., Bdn., membawa nama Kabupaten Cianjur ke tingkat provinsi dalam ajang bergengsi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Berprestasi, Inovasi, Inspiratif, dan The Future Leader Provinsi Jawa Barat Tahun 2025.
Dari total 264 peserta yang mendaftar, Utari sapaan akrabnya berhasil menjadi satu-satunya perwakilan dari Cianjur yang lolos hingga tahap tiga besar finalis tingkat provinsi.
"Inovasi yang diusung adalah Pendekar Pintar, singkatan dari Penjaringan dan Deteksi Dini oleh Kader tentang Penyakit Tidak Menular (PTM)," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Selasa (30/9/2025).
Dalam hal ini lebih lanjut Utari menjelaskan bahwa ide ini sudah digagas sejak ia masih menjabat sebagai Kepala Puskesmas Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon, pada awal tahun 2023.
"Program Pendekar Pintar diinisiasi pada awal 2023 sebagai respons atas meningkatnya kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes di wilayah kerja Puskesmas Cijagang," ujar Utari.
Diketahui tim juri berasal dari tiga perguruan tinggi terkemuka yaitu UIN Sunan Gunung Jati, Universitas Padjadjaran, dan Institut Teknologi Bandung yang melaksanakan visitasi lapangan di Puskesmas Cijagang.
Ia menambahkan bahwa program ini telah menunjukkan hasil yang luar biasa. "Alhamdulillah, dalam dua tahun terakhir skrining usia produktif meningkat signifikan, dari 27 persen menjadi 100 persen dari total 24.126 jiwa usia produktif telah diperiksa hingga akhir 2024," ungkapnya bangga.
Menurut Utari, capaian gemilang program Pendekar Pintar dalam perlombaan PNS berprestasi ini tak lepas dari peran serta banyak pihak. Ia secara khusus menyoroti peran para kader kesehatan yang telah bekerja secara sukarela.
Keberhasilan inovasi tersebut lanjutnya, juga didukung oleh peranan media dalam menyebarkan informasi, meningkatkan kesadaran publik tentang pola hidup sehat, serta mendorong masyarakat untuk melakukan skrining dini.
"Media juga tentunya sangat berperan dalam menciptakan opini positif, transparansi, dan akuntabilitas program, sebut Utari," tuturnya dengan penuh semangat.
Untuk itu dengan prestasi yang telah diraih, Utari Doriomas sangat berharap agar inovasi Pendekar Pintar ini dapat direplikasi di wilayah-wilayah lain di Jawa Barat.
"Artinya lebih jauhnya bahwa ini semua adalah upaya konkret untuk menekan angka kejadian dan prevalensi penyakit tidak menular di masyarakat luas," tuturnya. Utari tengah bersaing dengan dua kandidat lain untuk memperebutkan posisi juara dan menjadi teladan bagi PNS lain di Jawa Barat.
Menanggapi keberhasilan inovasi Pendekar Pintar yang digagas oleh Utari Doriomas dan tim Puskesmas Cijagang, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Teni Hernawati, menyatakan bahwa setiap upaya kesehatan yang berhasil selalu membutuhkan dukungan lintas sektor, mulai dari masyarakat, pemerintah, hingga pihak swasta.
Dalam pandangannya, inovasi Pendekar Pintar adalah bentuk pemberdayaan masyarakat secara konkret. "Inovasi yang digagas teman-teman Desa Cijagang ini dengan mencetuskan Pendekar Pintar adalah pemberdayaan masyarakat ikut terlibat langsung dalam upaya pencegahan penyakit tidak menular, dalam hal ini deteksi dini," tutur Teni.
Ia menjelaskan bahwa begitu masyarakat, melalui para kader, memahami bahaya PTM dan mampu melakukan deteksi dini, mereka akan segera berkoordinasi dengan tim kesehatan. Hal ini memungkinkan tim medis untuk memberikan tindakan penanganan dan pengendalian yang lebih cepat dan tepat.
Teni mengakui bahwa sebetulnya banyak program kesehatan yang menjadi kebijakan pemerintah, dan berbagai Puskesmas di Cianjur juga sudah memiliki inovasi masing-masing. Namun, ia berharap agar program Pendekar Pintar yang dicetuskan Puskesmas Cijagang ini dapat dilanjutkan dan direplikasi oleh Puskesmas lain.
"Yang terpenting adalah keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan," tegasnya. Teni juga menggarisbawahi bahwa program ini murni merupakan inovasi spontan yang digagas dan dilaksanakan secara mandiri oleh tim Puskesmas Cijagang.
Para kader, menurut Teni, diberikan pelatihan dan edukasi yang memadai, misalnya tentang cara mengukur tekanan darah. "Mereka dilatih, diberikan edukasi, bagaimana mereka mengukur tensi, dan lain-lain," ujarnya. Hal ini, lanjut Teni, memberikan dampak ganda "Di satu sisi mereka menambah ilmu, kedua mereka merasa dihargai."
Dengan demikian, inovasi ini turut meningkatkan potensi kader dalam melakukan deteksi dini. Pemkab Cianjur sendiri selama ini telah memberikan reward kepada para kader, termasuk pemberian intensif pembiayaan. Di akhir pernyataannya, Teni berpesan kepada semua Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja melayani masyarakat agar selalu menunjukkan layanan terbaik mereka.
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Faizal R Arief |