TIMES CIANJUR, PEKANBARU – Sebagai Puteri Indonesia Riau 2025, Sarah Aurelia Saragih (26) memiliki peran yang sangat penting dalam membawa perubahan positif, terutama dalam hal pemberdayaan anak-anak dengan kebutuhan khusus (ABK).
Ia melihat ada ketimpangan dalam kebutuhan tenaga professional untuk menangani anak berkebutuhan khusus terutama di masa transisi mereka.
Sarah yang juga seorang psikolog anak dan remaja klinis, telah mengabdikan diri sejak 2018 untuk memperjuangkan isu ini. Keprihatinan utamanya adalah terbatasnya akses dan layanan psikologi yang memadai untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, sebuah masalah yang masih menjadi tantangan besar di daerah-daerah kecil.
Sebagai contoh, di Riau terdapat sekitar 10.174 anak dengan autisme, namun jumlah Psikolog Klinis di provinsi ini hanya sebanyak 89 orang, dengan hanya 42 psikolog yang bertugas di Pekanbaru. Hal ini kata dia menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan layanan psikologi yang mendalam dan jumlah tenaga ahli yang tersedia.
"Oleh karena itu, saya ingin menyuarakan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemberdayaan anak-anak dengan kebutuhan khusus," katanya kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Selasa (18/2/2025).
Peluang dan Harapan
Melalui inisiatif #BerdayaseaRAH yang dijalankannya bersama Kinnera (Kids and Therapy), Sarah berusaha untuk memberikan intervensi psikologis yang tepat guna meningkatkan kemampuan dan kemandirian anak-anak dengan kebutuhan khusus.
"Saya percaya bahwa dengan memberikan intervensi psikologis yang sesuai, anak-anak ini dapat lebih mandiri dan memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang, baik dalam bidang akademik, sosial, maupun emosional," ujar anak sulung dari dua bersaudara ini.
Dalam hal ini salah satu harapan besar pemilik akun media sosial Instagram @sarahaureliaas adalah agar pemerintah dan keluarga dapat bekerja sama untuk membangun lingkungan yang inklusif dan ramah terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus.
"Saya mengajak generasi muda untuk lebih peduli dan memahami pentingnya toleransi terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus, serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam menciptakan ruang yang mendukung mereka untuk tumbuh dan berkembang," imbuhnya.
Tantangan dan Ajakan
Namun, tantangan yang dihadapi Sarah tidaklah mudah. Selain terbatasnya jumlah psikolog yang berfokus pada anak-anak dengan kebutuhan khusus, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami pentingnya pendidikan dan intervensi psikologis bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Oleh karena itu, Sarjana Psikologi Unpad dan S2 Magister Psikologi Profesi Klinis Anak dan Remaja Unpad ini juga berusaha untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda tentang pentingnya keberagaman dan inklusivitas.
Dengan keberhasilannya meraih berbagai penghargaan, seperti YSEALI Professional Fellow Program Awardee, USA 2025, YSEALI Mental Health Academy, Vietnam 2024, Mahasiswa Berprestasi III Unpad 2019, XL Future Leaders Awardee 2018-2020, dan Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2020-2022 ia semakin dipercaya untuk menyuarakan isu ini lebih luas.
Keberhasilan dalam berbagai program dan penghargaan ini menunjukkan komitmen perempuan cantik yang memiliki hobi bernyanyi, dan bermain basket ini untuk terus berjuang demi pemberdayaan anak-anak dengan kebutuhan khusus di Riau dan Indonesia.
"Saya berharap dapat menjadi contoh bagi generasi muda lainnya agar lebih peka terhadap kebutuhan anak-anak dengan kebutuhan khusus dan terus berupaya untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan memberdayakan mereka. Diharapkan juga dengan mengikuti ajang Puteri Indonesia, kepekaan dan rasa empati masyarakat Indonesia bisa bertambah untuk memajukan dan memberdayakan anak serta remaja berkebutuhan khusus yang ada," tandasnya. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |