TIMES CIANJUR, MALANG – Dari Desa Alasgede, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, sebuah nama kini muncul sebagai inspirasi yang menarik perhatian publik yaitu Ulviana Syarofah.
Gadis cantik berusia 19 tahun yang akrab disapa Ulpi ini berhasil membalikan stigma bahwa keterbatasan wilayah asal bukan penghalang untuk meraih panggung besar dan capaian prestasi.
Perjalanan dari Kaki Gunung ke Panggung Besar
Mahasiswi semester awal Jurusan D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di STIA Malang ini memiliki segudang aktivitas. Selain disibukkan oleh bangku kuliah, ia juga dikenal sebagai seorang MC, penerima endorse, dan guru ekstrakurikuler Pramuka.
Di sela-sela kesibukannya tersebut, Ulpi mengaku memiliki kegemaran yang cukup beragam, mulai dari menyanyi, membaca novel, hingga menonton film. Akun Instagram-nya @ulviana_syrfh kini menjadi etalase dari berbagai kegiatannya.
Sebelum namanya mencuat di ajang Putri Hijab Jawa Timur, Ulpi telah lebih dulu menorehkan prestasi sebagai Duta Kampus Mas Mbak STIA Malang (2024-2025). Pengalaman ini menjadi titik balik bagi kepercayaan dirinya.
"Pengalaman itu membangun kepercayaan diri saya bahwa ternyata bisa berkembang sejauh ini kalau berani ambil kesempatan," katanya dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, pada Senin (17/11/2025).
Lebih lanjut pengalaman ini membuka mata Ulpi pada berbagai kegiatan kampus dan acara sosial, yang kemudian memicu ambisi baru yang lebih besar.
Bukti Nyata Anak Desa Mampu Tampil
Putri Hijab Jatim Best Costume 2025, Ulviana Syarofah, bersama orangtua tercinta. (FOTO: Ulpi for TIMES Indonesia)
Keikutsertaannya dalam ajang Putri Hijab Jawa Timur 2025 dilandasi oleh dorongan untuk mencoba hal baru dan menguji kemampuan diri. Awalnya, ia hanya ingin membuktikan bahwa anak desa pun punya hak dan kemampuan untuk tampil di panggung yang lebih besar.
Ia menceritakan bagaimana memosisikan diri, "Saya mikirnya di awal kalau emang enggak lolos, enggak apa-apa, berarti skill pribadi belum memadai dan harus diasah lagi." Namun, tak disangka, ia berhasil melaju hingga babak finalis dan meraih gelar Putri Hijab Jatim Best Costume 2025.
Ulpi menyebut bahwa pencapaian ini merupakan buah dari dukungan kolektif. Ia mengungkapkan rasa syukur atas dukungan kampus, teman-teman, dan keluarga. Sang bunda, khususnya, memberikan restu yang disertai pesan mendalam.
Dirinya mengingat pesan itu, "Kita boleh berharap, tapi tidak bermimpi kosong, cobalah untuk menjadikannya nyata nak, walau tidak sempurna." Dukungan ini, menurutnya, menjadi energi yang membantunya untuk berani melangkah lebih jauh.
Advokasi dan Tantangan Pemberdayaan
Melalui platform yang dimilikinya, Ulpi membawa advokasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan desa. Ia bertekad menyebarkan pesan yang simpel, yaitu bahwa perempuan desa juga bisa meraih mimpi.
"Saya pengen kasih pesan simpel bahwa kita juga bisa," tegasnya sembari tersenyum manis. Ia ingin perempuan di desa menyadari bahwa lingkungan kecil bukanlah alasan untuk berhenti berkembang.
Kemudian lanjut dia bahwa ajang kompetisi ini memang membuka peluang relasi, pengalaman, dan kesempatan untuk memberi dampak positif. Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak kecil.
Dia harus menghadapi rasa minder karena berasal dari desa, membagi waktu antara kuliah, pekerjaan, dan kegiatan, serta tekanan untuk selalu tampil maksimal. Namun menyikapinya dengan bijak. Ia menyatakan bahwa tantangan tersebut adalah bagian dari proses yang harus dijalani hingga terbiasa.
Sebagai penutup, Ulpi menyampaikan ajakan bagi generasi muda untuk berani keluar dari zona nyaman. Ia berharap, "Kita hidup cuma sekali, jadi jangan takut nyoba hal baru, kejar mimpi setinggi mungkin, dan jangan nunggu siap, kadang kita berkembang justru sambil jalan."
Dengan semangat ini, lebih jauh Ulviana Syarofah telah membuktikan bahwa dirinya sebagai representasi generasi muda yang gigih, mengubah keterbatasan menjadi kekuatan inspiratif. (*)
| Pewarta | : Wandi Ruswannur |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |