TIMES CIANJUR, JAKARTA – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tingkat kenegaraan tahun 2025 ini menghadirkan suasana penuh khidmat di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar acara dengan tema “Ekoteologi: Keteladanan Nabi Muhammad SAW Untuk Kelestarian Bumi dan Negeri”. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberi makna khusus dalam momentum kebersamaan tersebut.
Acara diawali dengan zikir dan doa dalam rangkaian istighosah yang dipimpin Imam Rawatib Masjid Istiqlal, KH Hasanuddin Sinaga. Suasana semakin khusyuk saat Menteri Agama, KH Nasaruddin Umar, menyampaikan hikmah serta refleksi mengenai keteladanan Rasulullah.
"Untaian doa penutup oleh KH Husni Ismail menjadi pengingat agar umat senantiasa mendapat tuntunan Ilahi dalam menjalani kehidupan," unggah akun Instagram @masjidistiqlal.official dikutip TIMES Indonesia, Sabtu (6/9/2025).
Semangat memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak hanya hadir melalui doa bersama, tetapi juga melalui kegiatan sosial yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Dalam rangkaian Blissful Mawlid 1447 Hijriah, Masjid Istiqlal menjadi saksi kebahagiaan seratus pasangan yang mengikuti prosesi nikah massal bertajuk “Nikah Fest”.
"Kegiatan ini diselenggarakan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, dengan Menteri Agama turut menyaksikan jalannya prosesi," sambungnya.
Dengan tema “Cinta dalam Ridha Ilahi”, program ini menjadi wujud kehadiran negara dalam memberikan fasilitas kemaslahatan bagi warganya. Para pasangan yang baru saja mengikat janji suci mendapat doa restu agar kehidupan rumah tangga mereka diliputi sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Perayaan Maulid Nabi di Istiqlal tahun ini menjadi momentum spiritual sekaligus sosial. Zikir, doa, dan refleksi keagamaan berpadu dengan ikhtiar nyata menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat.
"Kehadiran pemimpin negara, tokoh agama, dan masyarakat luas memperlihatkan bahwa Maulid Nabi bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan ruang bersama untuk meneguhkan nilai keteladanan Rasulullah," tambahnya.
Kegiatan tersebut meninggalkan kesan mendalam bahwa keteladanan Nabi Muhammad SAW selalu relevan untuk dijadikan pedoman. Baik dalam menjaga bumi, memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, maupun dalam membangun keluarga sebagai pilar bangsa.
"Dari Istiqlal, gema doa dan ikatan cinta terpancar sebagai harapan akan masa depan yang lebih baik, penuh rahmat, serta diridhai Allah SWT," tandasnya menutup penyampaian.
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Imadudin Muhammad |