TIMES CIANJUR, CIANJUR – Sebanyak 392 guru ngaji di Kabupaten Cianjur dipastikan akan menerima insentif dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) pada tahun 2025.
Setiap penerima akan memperoleh dana sebesar Rp2 juta, yang disalurkan dalam dua tahap selama satu tahun. Jika ditotalkan maka dalam setahun bakal dikeluarkan Rp 784 juta untuk semua guru ngaji.
Dalam hal ini Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Cianjur, Slamet Riyadi, mengatakan bahwa skema penyaluran insentif kali ini mengalami perubahan dibanding tahun sebelumnya.
Sambung dia, jika sebelumnya bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD), kini seluruh dana berasal dari anggaran Sekretariat Daerah Kabupaten Cianjur.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa penyaluran dilakukan berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat Daerah, disertai petunjuk teknis yang telah disusun secara detail.
"Dari total 392 guru ngaji penerima, sebanyak 360 orang diusulkan oleh pemerintah desa dan kelurahan, sementara 32 lainnya berasal dari kecamatan," tuturnya dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Kamis (17/7/2025).
Slamet menegaskan bahwa pencairan dilakukan dua kali per tahun, masing-masing sebesar Rp1 juta, langsung ke rekening pribadi para guru ngaji melalui mekanisme overbooking.
"Proses penyaluran ini bertujuan untuk memastikan bahwa bantuan diterima secara utuh dan tepat sasaran," harapnya.
Untuk memastikan akurasi penerima, pihaknya telah menyampaikan sejumlah kriteria yang wajib dipenuhi. Para calon penerima harus merupakan warga setempat, aktif mengajar mengaji, dan tidak sedang menerima bantuan serupa dari pemerintah daerah lainnya.
Lebih jauh Slamet menyebut bahwa informasi ini sudah disampaikan kepada seluruh camat agar dapat diteruskan ke desa-desa dan kelurahan, sehingga data yang diajukan benar-benar valid.
Namun, mengenai total jumlah guru ngaji yang tersebar di seluruh Kabupaten Cianjur, Slamet mengaku pihaknya belum memiliki angka pasti.
Kemudian dia menyebut bahwa hampir setiap RT dan RW memiliki guru ngaji, tetapi pendataan menyeluruh masih menjadi tantangan tersendiri.
"Program ini diharapkan menjadi bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap kontribusi guru ngaji dalam pendidikan keagamaan di masyarakat," imbuh dia. (*)
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |