TIMES CIANJUR, CIANJUR – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Cianjur (Lapas Cianjur) yang beralamat di Jalan Aria Cikondang Nomor 75, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, kembali menegaskan peran aktifnya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

Mereka baru-baru ini sukses menggelar panen perdana selada bokor yang dibudidayakan menggunakan sistem hidroponik, membuktikan bahwa kendala lahan sempit bukanlah penghalang untuk produksi hortikultura yang efektif.

Pemanfaatan lahan yang terbilang minimalis, hanya berukuran 1 x 40 meter, menghasilkan panen yang cukup signifikan. Dalam kegiatan panen yang berlangsung tersebut, Lapas Cianjur berhasil memetik sebanyak 600 ikat selada dengan berat total mencapai 35 kilogram.

Capaian ini menjadi indikator konkret bahwa upaya pengembangan hortikultura di dalam lingkungan Lapas dapat dilakukan secara intensif, bahkan di tengah keterbatasan ruang yang ada.

Kepala Lapas Cianjur, Eris Ramdani, mengungkapkan rasa bangganya serta memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam kesuksesan program ini.

"Kegiatan ini bukan sekadar upaya mengisi waktu, melainkan bagian dari kontribusi nyata Lapas Cianjur dalam merealisasikan salah satu dari 13 akselerasi program prioritas yang dicanangkan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan," ujarnya dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Kamis (25/9/2025).

Eris menuturkan bahwa kesinambungan dukungan sangat penting untuk memastikan program ketahanan pangan ini terus berkembang. Ia menjelaskan komitmen Lapas untuk terus berinovasi dalam mengelola ketersediaan pangan di berbagai sektor.

Dia juga menyatakan bahwa Lapas Cianjur terus berkomitmen untuk mengembangkan pelaksanaan ketahanan pangan dari berbagai sektor dan dengan memanfaatkan lahan yang ada.

"Kita tidak boleh terpaku hanya dengan keterbatasan lahan. Program ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga memberikan pembinaan positif bagi warga binaan,” ungkap dia.

Pernyataan ini sekaligus menyoroti dimensi ganda dari program ini, yaitu mengamankan pasokan pangan sekaligus menyediakan pelatihan keterampilan kerja bagi warga binaan.

Melalui keberhasilan panen hidroponik ini, Lapas Cianjur menunjukkan model pengelolaan sumber daya yang cerdas dan efisien, mengubah keterbatasan menjadi peluang.

"Inisiatif ini diharapkan menjadi inspirasi bagi Lapas lain di Indonesia bahwa ketahanan pangan dan pembinaan positif warga binaan dapat berjalan beriringan," tandasnya. (*)